English French German Spain Italian Dutch Russian Portuguese Japanese Korean Arabic Chinese Simplified

Infrastruktur Internet Dunia Dihajar Banjir Data

Diposting oleh Nanang Suryana | Kamis, Februari 08, 2007 | | 0 komentar »

Berkat arsitektur tersebar, pengguna internet saat ini tak menyadari bahwa baru saja terjadi serangan parah terhadap infrastruktur dasar internet.

Semua nama domain di internet sebenarnya berada di bawah root server. Terdapat 13 Root yang utama di dunia, masing-masing dinamai berurut dari A sampai M. Pada Rabu (7/2/2007) dini hari, beberapa dari 13 Root itu mengalami serangan yang dahsyat selama kurang lebih 12 jam. Data dalam jumlah besar membanjiri komputer-komputer tersebut hingga nyaris melumpuhkannya. Demikian diberitakan AP, Rabu (7/2/2007).

Menurut Departemen Pertahanan Dalam Negeri Amerika Serikat, serangan itu belum sampai pada taraf mengancam. Namun mereka mengakui sedang mengawasi banjir data yang ganjil.

Asal-usul dan motif serangan tersebut juga masih belum jelas. Beberapa ahli menyebutkan, kebanyakan serangan terlacak hingga ke Korea Selatan.

Menurut data dari DNSMon.Ripe.net, Root Server F, I, dan M mengalami serangan dan bisa segera menghalaunya. Root Server G dan L juga mengalami serangan yang sama namun sempat kewalahan sebelum akhirnya pulih.

Root Server G adalah yang dikelola oleh Departemen Pertahanan AS, sedangkan L adalah yang dikelola Internet Corporation for Assigned Names and Numbers (ICANN), lembaga yang berwenang masalah nama domain.

Untungnya serangan-serangan tersebut tidak bisa dirasakan oleh pengguna internet pada umumnya. Ini karena desain arsitektur internet yang tersebar dan tidak hanya mengandalkan satu lokasi untuk tetap berjalan.

Selain itu, beberapa Root Server (C, F, I, J, dan K) telah dibuat salinan (mirror) di berbagai negara, termasuk Indonesia (I dan F).

John Crain, Chief Technical Operation ICANN, mengatakan masih belum jelas apa yang sebenarnya terjadi. "Saya rasa belum ada yang benar-benar tahu apa yang terjadi. Kami masih menelaah data yang ada," tutur Crain.

Serangan terhadap Root Server yang lebih buruk pernah terjadi pada Oktober 2002. Ketika itu semua Root Server masih terkonsentrasi di Amerika Serikat. Meski tidak separah serangan tahun 2002, serangan kali ini juga tidak bisa disepelekan.

Root Name Server adalah perangkat induk yang membantu menerjemahkan alamat domain (misal, www.mesinunila.org) ke alamat internet protocol yang sesuai. Tanpa Root Server pengguna internet bisa kehilangan arah karena nama domain yang diketikkannya tidak bisa dipasangkan dengan alamat sesungguhnya.

Artikel Terkait:

0 komentar

Posting Komentar


Jika Anda merasa postingan blog ini bermanfaat, Anda bisa berlangganan melalui email untuk mendapatkan update terbaru.